MATERI SEJARAH PENDIDIKAN INDONESIA


PERBANDINGAN TUJUH UNSUR PENDIDIKAN DARI

MASA KE MASA




Jika kita berbicara tentang pendidikan, tentu  mengalami perkembangan dari masa kemasa. Baik itu dari segi cara penyampaian, metode, maupun unsur-unsur pendidikannya akan terus berkembang, hal ini terjadi karena kemampuan manusia dalam berfikir untuk terus mengembangkan potensi yang ada pada dirinya. 
Karna sifat dasar manusia tersebut, maka tidak jarang jika ia terus membanding-bandingkan perkembangan pendidikannya selama ini, bahkan membandingkan pendidikan di suatu daerah dengan daerah lain, maupun dari suatu negara dengan negara lain. Dan kali ini saya akan mempublikasikan tentang perbandingan tujuh unsur pendidikan di Indonesia dari masa ke masa, selamat membaca 😊


NO

MATERI
TUJUH UNSUR PENDIDIKAN
PENDIDIK
PESERTA DIDIK
INTERAKSI EDUKATIF
TUJUAN PENDIDIKAN
ALAT & METODE
MATERI PENDIDIKAN
LINGKUNGAN PENDIDIKAN
1
PENDIDIKAN ZAMAN PURBA
Orang tua
Anak-anak orang tua itu sendiri
isyarat atau kode-kode dalam proses pendidikannya
Memberikan ketrampilan kepada anak berdasarkan gendernya
metode dan alat yaitu dengan kayu, batu daun-daunan yang terdapat dialam dan bisa bermanfaat untuk kelangsungan hidup
Berupa ketrampilan atau kecakapan
dalam ruang lingkup keluaraga, dan masih bergantung dengan alam sekitar

2
PENDIDIKAN ZAMAN KUNO
empu atau dukun
anak-anak mereka sendiri
tatap muka secara langsung
Memberikan ketrampilan kepada anak
pengetahuan dan ketrampilan yang yang telah dimiliki diwariskan lewat pelatihan, dan peniruan
kepercayaan yaitu animisme dan dinamisme dan diajarkan bisa menguasai pembuatan benda-benda dari logam seperti moko dan nekara
alam ,dan dalam lingkungan keluaraga
3
PENDIDIKAN ZAMAN HINDU
kaum brahmana
golongan brahmana, golongan ksatria, golongan keturunan raja-raja
tatap muka secara langsung, dan pecantrikan
Menjadikan manusia taat beragama, mampu hidup bermasyarakat, untuk memiliki pengetahuan dan kemampuan yang berkaiatan dengan mengatur pemerintahan, mengatur negara, dan belajar berperang
Ilmu theologis, sastra dan bahasa dan ilmu kemasyarakatan
menggunakan guru kula yaitu tempat dimana guru tinggal dengan keluaraga dan murid-muridnya
padepokaan/pecatrikan, pura, petapaan, keluarga

4
PENDIDIKAN PADA ZAMAN BUDDHA
BIKSU
para pemudadan anak-anak para bangsawan dan para pendeta
Tatap muka secara langsung

memper luas penyebaran agama Buddha masa itu
Ilmu theologis, bahasa dean satra, ilmu kemasyarakatan, ilmu eksakta seperti ilmu perbintangan, penghitungan waktu, seni bangunan, seni rupa dan sebagainya

: Dengan diskusi-diskusi, menganai Ilmu theologis, bahasa dean satra, ilmu kemasyarakatan, ilmu eksakta seperti ilmu perbintangan, penghitungan waktu, seni bangunan, seni rupa dan sebagainya dan dipasilitasi ruang diskusi serta ruang siminar
Dikuil atau wihara
5
PENDIDIKAN PADA ZAMAN ISLAM
Mubaliq atau para wali
anak-anak santri

tatap muka secara langsung

membentuk orang berkarakter, berprilaku baik berwawsan tinggi berpedoman dengan al-quran untuk membentuk manusia yang berakhalak mulia, cakap dan percaya diri sendiri dan berguna untuk orang lain

ajaran agama islam yang bersumber dari al-Qur’an yaitu ajaran Allah SWT yang lengkap didalam Al-qur’an yang pelaksanaan didalam praktek hidup sehari-hari sebagaimana dicontohkan oleh nabi Muhammad SAW
Disampaikan para mubalik/para wali secara diskusi-diskusi, ceramah-ceramah dan menghafal

dipesantren-pesantren, surau dan muansha

6
PENDIDIKAN ZAMAN PORTUGIS
pastur, pendeta, dan misionaris
Masyarakat pribumi, dan kaum bangsawan

Tatap muka secara langsung

Supaya peserta didik dapat memahami agama kahtolik dan juga agar pesrta didik mampu membaca, menulis dan berhitung

pembelajaran mengenai agama khatolik, serta para peserta didik diajarkan membaca, berhitung, dan menulis
ceramah, menghafal, mengkaji ulang pelajaran, waktu beljara pada hari minggu, bersifat klasikal

·         Pada gereja-gereja tempat pastur memberikan pendidikan agama khatolik.
·         sekolah semitari pada zaman potugis walaupun masih sanagt sederhana.


7
PENDIDIKAN PADA ZAMAN BELANDA
orang –orang belanda

Anak-anak keturunan eropa, anak-anak keturunan timur asing, dan anak-anak keturunan pribumi

tatap muka Secara langsung

·         Pendidkan  berkaitan dengan memudahkan dalam kepentingan
·         menyebarakan agama protestan
Kurikulumnya mengacu pada gereja terhadap agama kristen protestan
Pengajaran menggunakan metode dualisme pendidikan yang membedakan anatra pengajaran barat dan pengajaran pribumi
sistem pendidikan pada zaman belanda , khususnya sistem persekolahan didasarkan atas golongan / tingkatan dan sudah ada tempat khusus sekolah formal.
8
PENDIDIKAN PADA ZAMAN JEPANG
Seorang guru

Masyarakat Pribumi
tatap muka secara langsung
jepang memberikan pendidikan militer kepada para pemuda indonesia dengan maksud untuk memperkuat pertahanan jepang
menanamkan semanagat jepang
Pemuka agama Islam diberikan bebesan untuk mengembangkan pendidikannya sehingga jepang dengan mudah menarik simpati ummat islam.

disekolah-sekolah, dengan latihan kemiliteran yang diutamakan.

9
PENDIDIKAN MASA AWAL KEMERDEKAAN
guru yang sudah memperoleh pendidikan dari sekolah pendidikan guru

pada masa awal kemerdekaan sudah dibuka pendidikan untuk segala lapisan masyarakat

dilakukan secara langsung tatap muka
menanamkan rasa nasionalisme pada masyarakat dan rasa kebangsaan serta mencerdaskan kehidupan bangsa dan menghasilkan murid menjadi warga negara yang mempunyai rasa tanggung jawab
agama, kesehatan dan olahraga, bahasa dan berhitung, pendidikan nasionalisme pada perguruna tinggi terdapat materi ekonomi dan teknik serta kedoktetan pada   sekolah kejuruan terdapat amteri ekonomi dan kewanitaan

Menggunakan alata yang telah disediakan disekolah dengan metode ceramah dimana guru sebgai pusat perhatian siswa pada guru
masih terbatas hanya disekolah saja sebagai pengawas belajar dirumah

10
PENDIDIKAN  PADA MASA KURIKULUM 1960
meliputi guru dan dosen yang menjadi tenaga pendidik, SLTA tiga tahun sudah bisa menjadi guru SD, Sarjana muda tiga tahun sudah bisa mmenjadi guru SMP/SLTP, dan sarjana yang telah lulus dan mengayam pendidikan 5 tahun suah bisa   menjadi guru SLTA/SMA
Setiap anak-anak yang ingin menganyam pendidikan diseluruh daerah Indonesia bisa disebut denan peserta didik
secaralangsung sehingga bisa lebih efektif melakukan nya dengan cara langsung kepada  muridnya, sehingga terjadi hungan timbal balik dan respon baik dari peserta didik maupun pendidiknya.

Secara formal, sistem Pendidikan Nasional Indonesia adalah UU No. 12 tahun 1954, yaitu manusia susila yang cakap dan warga yang demokratis serta bertanggung jawab tentang kesejahteraan masyarakat dan tanah air. Sedangkan dasarnya adalah Pancasila dan kebudayaan kebangsaan Indonesia
Pada Sekolah Dasar dimulai dari anak umur 6-12 tahun yang terdapat kurikulum.
Alat yang digunakan pada masa itu masih sangat sederhana berupa papan tulis dan kapur, beserta pensil, buku tulis, dan beberapa buku panduan untuk menjadi acuan, metode yang dilakukan secara langsung, metode nya ceramah dari pendidik dan peserta didik yang menyimak
Lingkungan pendidikan berupa sekolah lembaga sekolah saat itu sudah banyak Setiap tahun terjadi penambahan gedung
11
PENDIDIKAN PADA KURIKULUM 1968
Para tenaga pendidik dituntut untuk lebih bisa melakukan pendekatan pengajaran yang sesuai dengan tujuan pendidikan yang ada. Itu karena jika pada kurikulum 1964 individu diharapkan dapat menjadi mahluk sosial yang dapat bersosialisasi dengan baik di lingkungannya, sedangkan pada kurikulum 1968 penekanannya lebih kepada perkembangan individu anak

Di kurikulum 1968 peserta didik lebih ditekankan pada pendekatan organisasi materi pelajaran (subject matter): kelompok pembinaan Pancasila, pengetahuan   dasar, dan kecakapan khusus.
Untuk unsur interaksi edukatif, pada kurikulum 1968 telah mengalami perkembangan dibandingkan kurikulum sebelumnya, ini terjadi karena di kurikulum materi yang ditekankan pada pancasila, pengetahuan dasar, dan kecakapan khusus, dimana pendidik dituntut lebih aktif dalam memberi tuntunan pada peserta didik.
Kurikulum 1968 adalah penyempurnaan dari kurikulum sebelumnya yaitu kurikulum 1964. Tujuan pendidikan pada kurikulum 1964 yang bertujuan menciptakan masyarakat sosialis Indonesia dihapus, pendidikan pada masa ini lebih ditekankan untuk membentuk manusia pancasila sejati. Kurikulum 1968 menekankan pendekatan organisasi materi pelajaran (subject matter): kelompok pembinaan Pancasila, pengetahuan   dasar, dan kecakapan khusus.

Dalam  rangka pelaksanaan  kegiatan sehari-hari guru perlu mempunyai persiapan. Persiapan tersebut mencakup persiapan mental, alat, dan persiapan tertulis.  Persiapan mental  dimaksudkan adalah  guru perlu memiliki penguasaan dari bahan dan aktivitas yang disajikan dan siap menghadapi kemungkinan yang akan terjadi sebagai reaksi anak terhadap kegiatan yang dilakukan.  Kesiapan  alat dimaksudkan  pada saat kegitan tersebut akan dilakukan hendaknya alat yang akan digunakan sudah disiapkan. Sedangkan kesiapan tertulis adalah kesiapan yang dibuat guru sebagai pegangan dalam   melaksanakan  kegiatan.  Persiapan  yang dibuat  dapat  berbentuk peraiapan untuk waktu  panjang  (sekitar satu bulan)  dan persiapan untuk  pembinaan sehari-hari.
Pelaksanaan kegiatan di TK yang berpedoman pada Kurikulum 1968 dilakukan dalam bentuk pembahasan unit-unit yang terintegrasi. Unit adalah “suatu kesatuan dari hal-hal yang berarti dalam lingkungan hidup anak, serta merupakan sumber pengetahuan bagi anak, untuk dijadikan pangkal bertolak bagi penyusunan rencana kegiatan secara sistematis dan disesuaikan dengan tujuan pendidikan” (Jakarta, 1968; 16). Unit merupakan bahan pendidikan/kajian yang diambil dari dunia anak dan mengandung arti bagi anak. Unit bukanlah suatu cabang ilmu tertentu tetapi merupakan suatu kesatuan yang bulat yang mengandung hal-hal yang perlu dipahami anak, masalah-masalah yang harus diteliti dan dipecahkan oleh anak.  Penentuan unit yang akan digunakan perlu memperhatikan beberapa kriteria seperti kebutuhan anak, arah perkembangan anak yang akan dituju, dan kesesuaiannya dengan tujuan pendidikan
Lingkungan pendidikan pada kurikulum 1968 tidak jauh berbeda dengan kurikulum sebelumnya, Pada Kurikulum 1964 individu yang diharapkan adalah individu yang dapat hidup sebagai makhluk sosial yang dapat bersosialisasi dengan baik di lingkungannya, sedangkan  pada kurikulum 1968 penekanannya lebih kepada perkembnagan individu anak.

12
PENDIDIKAN PADA KURIKULUM 1975
guru  dan orang tua. Umumnya juga terjadi peningkatan yaitu pendidik tiap sekolah mencapai 30 orang. Pendidikan yang dicapai pada zaman itu rata-rata sudah ada yang bergelar Dra. Maupun Drs
Siswa dan mahasiswa
Lebih diarahkan kepada pokok bahasan agar tercapainya tujuan pendidikan dan mempelajari bagaimana tingkah laku para peserta didik. Selain itu juga sering dilakukan nya kegiatan bimbingan dan penyuluhan untuk mengarahkan para peserta didik
·   Pra sekolah Agar anak didik dapat menentukan perkembangan lebih lanjut.
·    SD Agar anak didik memiliki sikap yang bail,pengetahuan,dan keterampilan dasar atau melek huruf.
·    SLTP/SMP Agar anak dapat menentukan pilihan akan melanjutkan kesekolah lanjutan atas tau kejuruan.
·    SLTA/SMA Untuk mempersiapkan siswa nya kerja maupun meneruskan pendidikan ke perguruan tinggi.
·    Perguruan tinggi Untuk mempersiapkan tenaga penelitian dan pengajar dalam mengembangkan ilmu dan teknologi.

Alat nya buku dan benda sedangkan metodenya ikut serta dalam proses belajar siswa dan mengajarkannya sesuai dengan perkembangan anak didik
membaca,menulis,berhitung,bahasa Indonesia,pengetahuan umum,keterampilan dasar,pendidikan agama,dan kewarganegaraan.
SMP/SLTP yaitu diberikan pendidikan agama, pendidikan moral pancasila,kesenian,matematika,bahasa indonesia,ipa dan ips
Yaitu di sekolah atau pun lembaga pendidikan yang melaksanakan program pendidikan nya.

13
PENDIDIKAN PADA KURIKULUM 1984
Tenaga pendidiknya yaitu seorang guru dan dosen
Siswa dan mahasiswa
Interaksi berupa tatap muka langsung antara peserta didik dan pendidik, pendidik memberikan sebuah studi kasus, untuk dikaji oleh peserta didik,dan didiskusikan bersama teman atau kelompok yang telah dibagi oleh pendidik, kemudian setelah dicari pembahasannya, apabila terdapat materi yang kurang jelas, maka siswa dapat bertanya kepada guru
·   Mendidik siswa agar menjadi manusia Indonesia seutuhnya berdasarkan pancasila yang mampu membangun dirinya sendiri dan ikut bertanggungjawa
·   terhadap pembangunan bangsa.
· Member bekal kemampuan yang diperlukan bagi murid untuk melanjutkan pendidikan kejenjang yang lebih tinggi.
· Memberikan kemampuan dasar untuk hidup di masyarakat dan mengembangkan diri sendiri sesuai dengan bakat, minat, dan lingkungan.

Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa alat yang digunakan pada saat kurikulum 1984 berupa: alat peraga masing masing bidang matapelajaran, alat olahraga, peralatan laboratorium, kemudian gambar gambar yang dapat mempermudah proses pemberian contoh dalam menyampaikan suatu materi.

Materi pendidikan pada jenjang SD pada kurikulum 1984:
1. Pendidikan agama.
2. Pendidikan Moral Pancasila.
3. Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa.
4. Bahasa Indonesia.
5. Ilmu Pengetahuan Sosial.
6. Matematika.
7. Ilmu Pengetahuan Alam.
8. Olahraga dan Kesehatan.
9. Pendidikan kesenian.
10. Keterampilan Khusus.
11. Bahasa Daerah.

Berupa keluarga, sekolah, masyarakat. Untuk pendidikan formal berupa sekolah sekolah SD,SMP,SMA.

14
PENDIDIKAN PADA MASA KURIKULUM 1994
Guru dan dosen
·   Siswa taman kanak kanak dengan kisaran umur 4-6 tahun.
·    siswa SLTA dengan kisaran umur minimal 6 tahun.
·   siswa SLTP yang masuk kisaran umur 12-14 tahun
masa kurikulum ini interaksi edukatif terjadi secara tatap muka langsung antara pendidik dan peserta didik.
untuk mempersiapkan siswa agar sanggup menghadapi perubahan yang terjadi, karena jika kurikulum sebelumnya dipertahankan maka siswa tidak akan mengalami perubahan sehingga bisa dikatakan bahwa siswa hanya jalan tempat dalam masalah prestasi. Namun dengan adanya perubahan ke kurikulum 1994 hal ini akan membuat perubahan pada siswa dan dalam kurikulum ini sangat besar harapan agar nantinya dalam dunia pendidikan tercetak siswa-siswa yang memiliki pemikiran logis, memiliki kecermatan, kejujuran, keefektifan dan keefisienan dalam proses belajar mengajar
Guru dianggap sebagai pusat dari pembelajaran, karena guru menyampaikan materi hanya menggunakan satu metode saja, yaitu metode ceramah. Oleh karena itu guru dianggap sebagai pusat pembelajaran.

Kurikulum 1994 bersifat populis, yaitu memberlakukan satu sistem kurikulum untuk semua siswa di seluruh Indonesia dalam artian materi pembelajaran ditentukan oleh pemerintah. Dalam penyampaian materi guru melibatkan siswa akti dalam belajar,baik secara mental,fisik,dan sosial
Berupa keluarga, sekolah, masyarakat. Untuk pendidikan formal berupa sekolah sekolah SD,SMP,SMA.

15
PENDIDIKAN PADA MASA KTSP
Guru dan dosen
·   Siswa taman kanak kanak dengan kisaran umur 4-6 tahun.
·    siswa SLTA dengan kisaran umur minimal 6 tahun.
siswa SLTP yang masuk kisaran umur 12-14 tahun
masa kurikulum ini interaksi edukatif terjadi secara tatap muka langsung antara pendidik dan peserta didik.
untuk mempersiapkan siswa agar sanggup menghadapi perubahan yang terjadi, karena jika kurikulum sebelumnya dipertahankan maka siswa tidak akan mengalami perubahan sehingga bisa dikatakan bahwa siswa hanya jalan tempat dalam masalah prestasi
Guru dianggap sebagai pusat dari pembelajaran, karena guru menyampaikan materi hanya menggunakan satu metode saja, yaitu metode ceramah. Oleh karena itu guru dianggap sebagai pusat pembelajaran.

Dalam penyampaian materi guru melibatkan siswa akti dalam belajar,baik secara mental,fisik,dan sosial
Berupa keluarga, sekolah, masyarakat. Untuk pendidikan formal berupa sekolah sekolah SD,SMP,SMA
16
KURIKULUM 2013
·  TK/PA Guru atau seseorang yang bermaksud memberikan pengajaran kepada peserta didik terkait pendidikan. Di sekolah-sekolah pada saat ini, pendidik adalah guru

·                     TK/PAUD, 3-6 Tahun
·                     SD (Sekolah Dasar)/MI dan sejenisnya, 7-12 Tahun. Lama pendidikan: 6 tahun
·                     SMP (Sekolah Menengah Pertama)/SLTP/MTs dan sejenisnya, 13-15 tahun, lama pendidikan 3 tahun.
SMA (Sekolah Menengah Atas)/SLTA/MA/SMK dan sejenisnya, 16-18 tahun, lama pendidikan 3 tahun
Di dalam kurikulum 2013, arus globalisasi semakin pesat, interaksi-interaksi yang tadinya hanya sekedar tanya jawab antara pendidik dan peserta didik, kini, interaksi edukatif semakin berkembang menjadi interaksi banyak arah
Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia

Proses inquiri adalah suatu proses khusus untuk meluaskan pengetahuan melalui penelitian. Oleh karena itu metode inquiri kadang-kadang disebut juga metode ilmiahnya penelitian. Metode inquiri adalah metode belajar dengan inisiatif sendiri, yang dapat dilaksanakan secara individu atau kelompok kecil.

Pendidikan Agama dan Budi Pekerti
-Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
-Matematika
-Bahasa Indonesia
-Ilmu Pengetahuan Alam
-Ilmu Pengetahuan Sosial
-Seni Budaya dan Prakarya (Termasuk Muatan lokal)
-Pendidikan Jasmani dan Kesehatan (Termasuk Muatan lokal)
-Bahasa Daerah (Sesuai dengan kebijakan sekolah masing-masing)

Sekolah-sekolah, lembaga, maupun yayasan yang sedang melaksanakan pendidikan atau menyelenggarakan pendidikan
17
KURIKULUM 2013 REVISI
Pendidik harus berperan sebagai pemegang kendali penuh terhadap jalannya      pembelajaran.

·   Siswa taman kanak kanak dengan kisaran umur 4-6 tahun.
·    siswa SLTA dengan kisaran umur minimal 6 tahun.
·   siswa SLTP yang masuk kisaran umur 12-14 tahun
Di dalam kurikulum 2013, arus globalisasi semakin pesat, interaksi-interaksi yang tadinya hanya sekedar tanya jawab antara pendidik dan peserta didik, kini, interaksi edukatif semakin berkembang menjadi interaksi banyak arah
Kurikulum 2013 revisi bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia

Proses inquiri adalah suatu proses khusus untuk meluaskan pengetahuan melalui penelitian. Oleh karena itu metode inquiri kadang-kadang disebut juga metode ilmiahnya penelitian. Metode inquiri adalah metode belajar dengan inisiatif sendiri, yang dapat dilaksanakan secara individu atau kelompok kecil.

Pendidikan Agama dan Budi Pekerti
-Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
-Matematika
-Bahasa Indonesia
-Ilmu Pengetahuan Alam
-Ilmu Pengetahuan Sosial
-Seni Budaya dan Prakarya (Termasuk Muatan lokal)
-Pendidikan Jasmani dan Kesehatan (Termasuk Muatan lokal)
-Bahasa Daerah (Sesuai dengan kebijakan sekolah masing-masing)

Sekolah-sekolah, lembaga, maupun yayasan yang sedang melaksanakan pendidikan atau menyelenggarakan pendidikan.










Previous
This is the oldest page
Thanks for your comment